MARI BELAJAR 3

"...the way to our hearts is through our bodies." James Smith, Desiring the Kingdom, p..58.

Otak menjadi pusat perhatian ketika berbicara tentang intelektualitas, pengetahuan, perilaku atau perkembangan. Contoh sehari-hari: "otaknya sudah miring" yang berkonotasi 1. sudah gila, atau 2. berperilaku negatif. "Otaknya hebat" merujuk kepada 1. kecerdasan, atau 2. pencapaian gelar akademis. "Dasar otak bisnis" umumnya dikatakan kepada mereka yang perhitungannya kepada untung semata.

Menurut James Smith, pemikiran di atas tidak sepenuhnya benar. Pengetahuan yang baik tidak serta membuat seseorang melakukan yang baik. Tahu tentang makanan yang sehat dan yang baik, misalnya, tidak membuat orang pasti mengonsumsi makanan yang sehat tersebut. Faktor kebiasaan yang membentuk hidup seseorang lebih sering menentukan perilakunya.

Faktor kebiasaan tersebut terjadi melalui proses aktifitas fisik, yaitu melalui panca indra. Apa yang menjadi bau harum dan menyenangkan bagi seseorang, misalnya, tergantung bagaimana indra penciumannya "dilatih" mencium bau harum tersebut. Demikian juga dengan apa yang "enak", "lembut", "indah", dan lain lain. Pengalaman panca indra tersebut menjadi kebutuhan badaniah.

Kebutuhan badaniah tersebut ternyata memikat hati kita, sehingga apa yang "enak" tadi menguasai hati kita. Bila hal itu sudah melekat di hati, maka hati akan menggerakkan tubuh untuk melakukan apa yang sesuai dengan hati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Identitas Diri Orang Percaya Dalam Dunia Digital

MARI BELAJAR 2

The Best Intelectual (5)